Aku
tahu Tuhan punya rencana dibalik pertemuan kita ini. Aku yakin. Tapi, aku tidak
yakin ada apa dibalik perasaanku ini. Setelah sekian lama kita berteman,
menghabiskan waktu terlalu sering bersama, tiba-tiba ada satu perasaan yang
entah apa. Perasaan yang membuat aku menjadi ketergantungan akan kehadiranmu,
perasaan dimana aku selalu ingin dekat denganmu, menghabiskan waktu bersama
meskipun hanya sekedar berbicara hal-hal yang tidak penting sekalipun. Aku menjadi
lebih sering memikirkanmu, bahkan memimpikanmu dalam tidurku. Kadang aku
berharap, jangan bangunkan aku dari tidurku, biarkan aku terus bermimpi, agar
bisa bersamamu.
Hari demi hari terlewati, perasaan
ini terus tumbuh dengan indah. Namun, aku sadar ada sesuatu yang salah. Bukan,
bukan perasaanku yang salah. Perasaan tak bisa disalahkan, hati selalu
mencintai sesuatu yang benar. Hanya saja, aku yang salah menempatkan. Tak seharusnya
perasaanku padamu ini tumbuh terlalu indah, dibiarkan berkembang, tanpa tahu
akhirnya seperti apa. Tunggu, akhirnya? Aku rasa aku tahu akhirnya akan seperti
apa. Tapi aku tidak mau tahu, rasanya itu terlalu sakit untuk aku sebutkan.
Saat ini yang aku ingin hanyalah kau
tahu perasaanku. Tahu? Tidak, kurasa kau tidak boleh mengetahui perasaanku. Kalau
kau tahu, aku takut kau akan berubah, tidak seperti sekarang. Aku tidak mau
kehilanganmu, tidak dalam waktu yang dekat, aku terlalu membutuhkanmu. Meskipun
aku tahu, kita akan saling kehilangan pada akhirnya. Tunggu? Kita? Bukan, tapi
aku, aku yang akan kehilangan kamu, karena hanya aku yang merasakan perasaan
ini. Aku tidak pernah tahu perasaanmu, tapi aku harap aku tidak pernah tahu. Pasti
rasanya sakit, ketika tahu perasaanmu itu ya. Sudahlah, aku tidak bisa
membayangkannya.
Hei kamu, tahu tidak? Kamu itu
selalu memberikan kebahagiaan tersendiri untukku. Melihat wajahmu, melihat kau
tersenyum, menghirup wangi parfummu, bahkan hanya melihat kamu dari belakang
saja sudah membuatku senang. Aku senang menatapmu saat kau tidak tahu bahwa aku
sedang memperhatikanmu. Dan aku senang ketika kau ada disampingku dan kita
mulai membicarakan banyak hal dan menghabiskan banyak waktu bersama.
Kamu, semua tentangmu secara tidak
sadar sudah menjadi bagian dari hidupku, seperti darah yang mengalir membawa
oksigen dan menyuplainya ke semua organ tubuh agar aku dapat tetap hidup,
seperti itulah kamu untukku. Tak mengapa jika aku tak tahu perasaanmu
bagaimana, atau apa arti diriku untukmu. Aku juga tidak keberatan ketika
terkadang aku menangis kesakitan ketika aku merasakan bahwa bodohnya perasaanku
padamu ini. Tak apa. Aku tetap mencintaimu. Biar kumiliki perasaan ini sendiri.
Kau, kau hanya perlu terus ada disini, tak harus ada disisiku, cukup
diskeitarku saja tidak apa-apa. Tetaplah jadi kamu yang selalu seperti itu ya! Aku
suka apa adanya kamu. Jika suatu saat kamu tahu perasaanku, aku mohon jangan
berubah, tetaplah seperti itu. kau juga tidak perlu mengasihani aku dan
perasaanku, aku wanita yang kuat, hingga saat ini pun aku masih bertahan untuk
mencintaimu bukan? Jadi tetaplah seperti itu. aku mencintaimu meski dalam
ketidak mungkinan.